Wednesday 15 February 2017

Akhirnya ku menemukan mu

Akhirnya ku menemukan mu...
Kayak lagu Naff yaaa (padahal emang iya ngetik aja sambil nyanyi).Oia btw "mu" nya siapa nih? Udah lama gak share apa pun di blog ini tiba-tiba nyebut "mu".
Ok let me introduce my beloved boyfriend,
Sebut aja dia "Ludi"(emang itu namanya siiikk -___-"). Cara gue ketemu sama laki-laki ini emang tergolong unik dan mungkin kalau ada orang yang tau bakal heran dan gak sedikit juga ada yang nyinyir. Tapi gue gak perduli lah yah yang penting disaat awal gue ketemu sama Ludi entah ngerasa ada hal yang berebeda. Orang yang baru gue kenal ini kadang ngeselin, rese, tapi seru aja kalo ngobrol sama dia. Di awal pertemuan kita nggak tau kenapa gue begitu yakin dan gak ada rasa takut sedikit pun. Modal gue waktu itu cuma satu "Bismillah". Iya Bismillah, gue percaya kalo laki-laki ini adalah orang yang baik. Mungkin ini yang di sebut qadarullah alias takdir Allah, mungkin hati ini Allah gerakkan untuk berani bertemu dengan Ludi. Padahal gak pernah sekalipun gue bisa dan mau ketemu bahkan cuma berdua sama laki-laki.
Lambat laun waktu berjalan perasaan ini makin kuat dan yakin. Sampai saat ini pun gue heran kenapa dari awal gue selalu yakin sama dia. Jatuh cinta sama dia beda banget sama yang sebelum-sebelumnya. Emang bener kali yaa katanya Si om Rahman "Cewe itu kaya pasir, kalau digenggam makin lama makin habis tapi kalau dibiarkan ditangan dia akan tetap utuh". Dan Ludi pun membiarkan pasir itu ditangannya dan gak pernah mencoba menggenggamnya. Gue pun merasa beruntung punya laki-laki kaya Ludi. Hehehe
Saat ini semakin lama kenal sama Ludi, gue cuma punya satu keinginan. Keinginan gue yaitu bisa jadi pendamping dan teman hidup Ludi. Rasanya udah gak perlu cari orang lain yang lebih sempurna. Bisa dibilang hati ini milik Ludi. Kalo dulu Bismillah untuk ketemu Ludi sekarang Bismillah semoga langkah menuju ikatan yang halal dipermudah sama Allah. Kadang rasanya gaaak sabar pengen jadi Nyonya Ludi, hehehehhee.. Semoga Allah juga memudahkan prosesnya dan menguatkan diri gue supaya selalu sabar menunggu.
Setidaknya saat ini udah pengen naik level kehubungan yang jauuh lebih serius lagi. Maksudnya pengen dilamar, hehehhe (si echi kalo ngomong suka kaga pake ayakaaaan). Yaaa diomongin aja dulu siapa tau jadi doa terus diaminin malaikat. Insya Allah niat baik dipermudah.Semoga abang Ludi gak risih yaaa denger echi minta nikah mulu
Sekarang gue juga mulai iseng nulis-nulis di buku catatan tentang apa yang kudu disiapin kalo mau nikah. Lagi-lagi ditulis sebagai bentuk doa. Niat banget emang si echi mah. Mulai dari seserahan apa aja yang kudu ada nanti, siapa aja yang diundang, dan mulai nanya-nanya ke wedding organizer tentang biaya pernikahan. Bismillah ya bang Ludi, semoga rezekinya selalu mengalir. Kalo udeh ke kumpul buruan deh halalin adek, hahahaha (ngomong terus udeh gak pake kode). Iyeee abang Ludi mah jangan di kode in, mending ngomong langsung biar kagak kebanyakan drama
Dear abangkuuuuu,
Akhirnya aku menemukanmu
Sebagai pelabuhan terakhir cintaku
Semoga kamu adalah laki-laki yang telah dicatatkan-Nya
Semoga setiap langkah kakimu menuju menghalalkan ku
Di Ridhai oleh sang pemilik alam semesta

Your future wife,
Echi

Friday 24 July 2015

Come back

Haiiiiii my blog, aaah longtime no see yaaa. Udah lama banget rasanya gue gak bermain kata disini dan lebih asik mencurahkan isi hati gue di jejaring sosial tetangga. Hemm sebenernya ada banyak banget hal yang mau gue ceritain disini. Tapi bingung apa yang harus diceritakan dan dimulai dari mana. Oke kali ini gue akan membagi beberapa part cerita selama hampir setahun gue gak curhat disini. Hemmm dasar ya si echi mah orang extrovert bisaan aja gitu curhat di media sosial dengan pedenya dan gak tau malu. Oke gue mulai cerita selama setahun ini, semoga dikemudian hari ketika gue membaca ini gue akan mengingat betapa anehnya, bodohnya, atau beruntungnya diri gue.

Pekerjaan
Gue sangat amat menomor satukan pekerjaan. Sebagai tulang punggung keluarga gue harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa menafkahi kedua orang tua gue yang saat ini keadaan ekonominya tidak seperti dahulu. 2 tahun gue amat menikmati bekerja sebagai tim teknis bansos di kementerian pendidikan dan kebudayaan. Di tempat ini gue belajar banyak dan gue Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bisa berkeliling Indonesia untuk melihat potret pendidikan bangsa ini. Dari situ gue bisa bersyukur hidup di ibu kota, dimana pusat segalanya ada di kota ini. Gue bisa dengan mudah mendapatkan akeses ke sekolah dan mendapatkan pendidikan yang baik. Gue amat bersyukur walaupun kesempatan gue untuk bekerja di sana hanya sesaat. Saat ini gue masih tetap kerja part time di PPIPTEK tempat dimana gue banyak belajar tentang segala hal. Tempat dimana gue bisa merubah hidup gue lebih baik dan menarik. Tapi pekerjaan ini gak menjanjikan dan itu berarti gue harus cari pekerjaan lain yang bisa menjamin kehidupan gue kedepannya. 5 bulan gue mencari pekerjaan yang menurut gue sesuai untuk gue. Gue masih kekuh nggak berminat untuk ngajar. Bahkan jujur saat inipun gue masih belum menerima kalau beberapa hari lagi gue akan menjadi guru. Iya, gue memutuskan untuk jadi guru saat ini. Berat rasanya mengambil keputusan dimana gue sebenernya terpaksa karena keadaan. Jujur gue masih berat menjalankan profesi guru adalah karena honor atau gaji yang tidak sesuai dengan harapan. Gue punya banyak keperluan untuk kehidupan gue dan kedua orang tua gue. Gue rasanya masih pengen mencari pekerjaan lain yang bisa menopang kehidupan gue. Tapi untuk sekarang nggak ada salahnya gue untuk mencoba profesi ini. Entah kedepannya seperti apa.

Cinta
Urusan cinta urusan hati. Cinta untuk gue saat ini adalah memang tepat ada di posisi kedua. Cintaaaa....
Tahun ini adalah tahun yang indah sekaligus menyakitkan hati gue. Bicara cinta yang indah tahun ini akhirnya gue melepas status jorok gue alias jomblo dari orok. Iya gue memberanikan diri menjalani hubungan dengan cowok yang sama-sama baru melepas status joroknya. Dengan kata lain kita sama-sama baru pacaran. Lucu dan gue sangat beruntung dipertemukan dengan cowok seperti dia. Pada awalnya dia cuma seorang junior ditempat gue kerja yang suka banget iseng sama gue. Tapi lambat laun kita semakin dekat dan dekat lagi karena satu insiden yang ga bisa gue ceritain disini. 28 Februari 2015 kita putuskan untuk mencoba menjalani hubungan ini. Tanpa berpikir kalo umur dia jauh dibawah gue alias brondong. Bukan tanpa pemikiran yang panjang gue mau mencoba menjalani ini dengan cowok yang umurnya jauh dibawah gue. Dia punya sesuatu yang sampai saat ini masih gue kagumi. Dan gue beruntung pernah punya dia di dalam hidup gue. Iya, sekarang kita udah putus dan Alhamdulillah masih berhubungan baik sebagai teman. Hubungan kita cuma sebentar. Kita putus tanpa ada masalah dari diri kita masing-masing. Tapi ada hal lain yang mengharuskan kita pisah disaat kita masih sama-sama sayang. Enggak apa-apa gue gak peduli apapun tentang omongan orang lain tentang dia. Yang terpenting yang harus dia tau adalah gue tulus sayang sama dia dan gue gak peduli dia tulus atau nggak sama gue. Saat ini jujur gue masih sayang sama dia. Tapi hidup itu harus melangkah maju bukan mundur kebelakang. Gue harus berpikir kehidupan kedepan gue. Gue harus mencari pengganti dia untuk jadi yang terakhir dalam hidup gue. Gue pengen nikah, gue pengen punya kehidupan baru dengan sesorang yang memang sudah ditakdirkan untuk gue. Saat ini perasaan gue kosong untuk cinta. Gue ga punya perasaan cinta yang terlalu berlebih untuk cowok-cowok yang lagi deket sama gue. Sempet kepikiran untuk menggali rasa yang pernah ada dengan cowok yang sebelumnya. Dengan seorang cowok dimana gue merasa nyaman dan bisa menjadi diri gue sebenarnya. Cowok yang selalu berbagi tawa dengan gue sejak lebih dari 1 tahun lalu. Cowok yang saat ini tau gue pernah punya rasa sama dia dan dia gak menjauhi gue. Untuk cowok yang ini gue tau diri. Gue malu untuk terlalu banyak berharap. Gue sadar akan kapasitas gue. Yang saat ini ada dalam pikiran gue adalah gue bersyukur dia masih mau berteman baik dengan gue. Kedepannya, gue pasrah atas ketetapan Allah untuk masalah percintaan gue. Gue hanya mampu berdoa untuk diberikan pria terbaik untuk gue.


Saturday 2 August 2014

C.I.N.T.A

Cinta, apa sih itu cinta? Cinta satu kata sejuta makna.Cinta pun bersifat universal. Cinta kepada Allah SWT, cinta kepada rasul, cinta kepada orang tua, keluarga, sahabat, teman, tanaman, hewan, dan lain-lain. Sekali lagi cinta itu maknanya luaaaaas banget.

Ada satu cinta yang mungkin sampai saat ini nggak gue ngerti. Cinta kepada lawan jenis. Iya gue nggak paham banget yang namanya cinta sama lawan jenis. Berkali-kali jatuh cinta sama cowok tapi masih belum paham cinta itu gimana. Oke disini gue mau sharing tentang kisah cinta gue dengan lawan jenis.
Gue 23 tahun menjomblo, antara keren dan ngenes emang beda tipis bro. Bukan bukan karena nggak laku atau karena gue pulah pilih cowok. Tapi karena gue belum memahami apa itu cinta. Bukan sekali atau dua kali gue jatuh cinta sama cowo dan gue cuma mampu mendem perasaan itu. Diem-diem ngestalking social media dia, diem-diem merhatiin dia, dan diem-diem nangis sendiri karena kecewa sama harapan yang dibuat sendiri. Cinta boleh tapi otak dipake!

Banyak yang bilang cinta itu nggak pakai logika, bahkan agnes monica pun setuju dengan hal itu. Yaa emang sih kadang cinta itu nggak pakai logika. Kita kadang nggak tau kenapa kita bisa jatuh cinta sama si dia dan kadang kita juga nggak tau alasan yang membuat kita jatuh cinta. Ya itu adalah posisi kita disaat kita mencintai seseorang. Tapi coba kalau posisi kita saat itu adalah dicintai seseorang, logika semua bermain dikepala kita. Kadang kita berpikir tentang kelebihan dan kekurangan orang yang mencintai kita. Hmm mungkin kalau kita "nggak doyan" sama orang tersebut otak kita jalan lancar banget. Misalnya kita bakalan berpikir kalau si dia itu kurang tinggi masa iya sih badan kita tinggi tapi pacaran sama orang yang kurang tinggi, kan gak serasi, bla bla bla. Dan banyak lagi alasan-alasan yang kita keluarkan dari otak kita, iyaaa logika kita main banget!

Selain nggak pakai logika, kata orang kalau kita jatuh cinta berarti kita harus siap sakit hati. Harus siap dengan respon yang ada. Kalo iya cinta kita diterima sama si dia, tapi kalo nggak yowes berarti siap-siap aja bilang "sakitnya tuh disini" sambil nunjuk hati. Setiap tindakan kita pun juga begitu kan ada resiko yang harus kita dapatkan. Sama cinta juga gitu. Kalau kamu bilang "aku takut jatuh cinta karena aku nggak mau sakit hati", Hey kamu itu munafik! Sebenarnya hati kamu itu kesepian, sedih, butuh orang lain tapi kamu takut iya takut sama resiko yang bakal kamu dapetin. (sotoy tingkat dewa)

Ketika kita jatuh cinta sama seseorang dan kita siap dengan resiko yang ada dan mau memberanikan diri untuk mendekati si dia, masuk deh tuh kita sama yang namanya PEDEKATE. Masa-masa ini nih yang sampe saat ini gue belum lulus. Gue selalu mentok di tahap ini dan belum beruntung untuk berlanjut ketahap berikutnya yaitu "relationship". Gue sadar banyak kesalahan-kesalahan yang gue lakuin di masa-masa pedekate ini. Setelah baca tweet, blog, dan artikel gue sadar banyak banget kesalahan yang gue lakuin dan mungkin juga kalian lakuin.

Pertama, ketika pedekate gue terlalu "kebaper" alias kebawa perasaan, padahal baru pedekate tapi udah sering galau teu puguh gara-gara si dia begini begitu dan akhirnya menyiksa diri sendiri. Pokonya mah kalo pedekate mesti nyantai ceunah.
Kedua, gue sering ngebanding-bandingin gebetan gue dengan mantan gebetan gue yang lain yang mungkin lebih baik dari sisi manapun. Ini juga sebenernya nggak seharusnya gue lakuin. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Salah banget gue ngelakuin hal tersebut. Sedangkan gue sendiri emang udah perfect? NGGAK KAN!
Ketiga, berjuang sendiri. Nah ini nih yang baru-baru aja gue alamin. Jatuh cinta sendiri itu nggak enak bro. Kita berjuang sendiri buat ngedapetin hati si dia. Kita berusaha untuk menjadi dan memberikan yang terbaik buat si dia. Dia spesial banget buat kita. Tapi si dia cuma nganggep kita sahabat, teman, atau bahkan dibilang "pengganggu". Ih da kalau dianggep "pengganggu" mah udah celeeem pisan. Kesannya kita freak banget gitu. Kita pun dimata dia nggak spesial. Sakit sakit sakit banget yang kaya begitu. Cinta itu indah banget kalau dua dua nya berjuang, yang ceweknya berjuang untuk cowoknya dan sebaliknya pun begitu. Tapi kalau yang berjuang sendiri namanya "bertepuk sebelah tangan". Jadi gue bertepuk sebelah tangan? #selfpukpuk
Keempat, enggak ngaca. Iya gue sering banget nggak ngaca kalau lagi jatuh cinta sama orang. Espektasi gue untuk cowok ketinggian. Sedangkan gue yaaa begini aja. Pengennya sama yang sayang sama gue apa adanya gue. Tapi gue belum bisa sayang sama cowo yang apa adanya dia. Gak fair, emang! Dari hal ini gue belajar ketika kita cinta sama orang dan kita mau ngedapetin orang yang terbaik, kita pun harus jadi yang terbaik. Self Upgarde kata hitmansystem​. Self upgrade maksudnya memperbaiki diri untuk jadi diri yang lebih baik, yang menarik, dan spesial supaya kita bisa jadi orang yang spesial di mata si dia. Keuntungannya? Bukan cuma buat diri sendiri tapi juga buat orang banyak.

Kayaknya masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang gue lakuin saat masa pedekate dan gak mungkin gue bahas satu-satu disini. Nah semoga gue cepet sadar dan gak ngelakuin hal-hal tersebut lagi. Hmm, gue ini sotoy nya kebangetan yah. Ngomongin cinta begini begitu. Kata orang mah gue kebanyakan teori sedangkan prakteknya ENOL. Yayayaa emang lagi lagi gue harus akuin kalau gue emang gak paham sama cinta. Cintaaa cinta ABSURD!

Saturday 5 July 2014

Surat Untuk Dirinya

Wahai lelaki yang telah di tuliskan di lauhul mahfudz, yang telah dituliskan dengan tinta emas oleh sang Maha Penyayang. Wahai calon imamku, calon suamiku, dan calon ayah dari anak-anak ku..
Aku percaya saat ini dirimu sedang memperbaiki diri, memantaskan dirimu untuk menjadi imam dan ayah untuk anak-anak mu kelak. Begitupun dengan diriku, disini aku mencoba untuk memantaskan diri untuk menjadi pendampingmu menjadi ibu dari anak-anak mu kelak. 
Wahai imamku..
Aku percaya saat ini engkau sudah merancang kehidupan mu, merancang kehidupan kita, dan merancang kehidupan keluarga kita di kemudian hari.
Wahai lelakiku..
Di belahan bumi manapun engkau kini berada, disini aku menanti mu dengan berjuta rasa sabar. Disini aku mempersiapkan diri dan berusaha menjadi yang terbaik untuk dirimu. Aku disini mencoba menjaga hati ku, agar kelak ketika kita berjumpa hati ini memang hanya untuk mu.
Wahai yang tersayang..
Disini aku hanya mampu mendoakanmu, semoga dirimu selalu di dalam limpahan rahmat sang Illahi. Semoga dirimu selalu dalam lindungan-Nya. Semoga apa yang dirimu lakukan selalu diberkahi oleh Nya. Aamiin aamiin ya Rabbal 'alamin..





Friday 22 November 2013

The Great Family

To be a GREAT MOTHER, siapa sih yang gak mau di sebut sebagai GREAT MOTHER? setiap wanita pasti memiliki rasa ingin mendapat predikat "GREAT MOTHER" predikat yang sungguh-sungguh mulia namun agak sulit untuk menggapainya. kenapa? karena untuk menjadi seorang GREAT MOTHER bukan hanya "memberikan  apa yang anak kita mau" dalam kata lain "materi" atau "uang". salah besar kalo seorang wanita mengakui dirinya adalah seorang GREAT MOTHER jika ia hanya mampu memberikan materi, materi, dan materi, loh kasih sayangnya mana yaaa???

Yak "kasih sayang", dua kata namun tak terhingga artinya. tapiii masih saja ada yang berkilah bahwa ia sudah memberikan kasih sayang dengan cara memberikan segalanya yang anak mau atau materi. salah sekali lagi saya katakan yang berpendapat seperti itu adalah salah besar. kasih sayang tidak hanya cukup kita setiap hari ada di rumah bersama anak, itu tak menjamin saudara saudari, not QUANTITY but QUALITY. QUALITY TIME, walaupun waktu MOM  bertemu dengan anak tidak terlalu banyak, tapi jika waktu itu digunakan dengan sebaik-baiknya mendidik anak tentu saja anak-anak tidak akan kekurangan kasih sayang dan mencari kasih sayang diluar.

Lalu gimana untuk para wanita karir yang menghabiskan waktunya lebih banyak diluar rumah? Biasanya sih pakai jasa  "mbak" atau baby sitter yang hampir setiap hari mengasuh anak. Anak pasti nempel banget sama mbaknya. Ditinggal mbak sebentar nangis, mau makan disuapin mbak, kalo mbak mudik? Wih perang dunia kali! NAH yang kaya gitu namanya "anak mbak". Sedih banget gak sih kalo salah satu anak diantara anak mbak itu adalah anak kita. So, kalo kamu nggak kepingin anakmu menjadi anak mbak pergunakanlah waktu liburan mu seeeebaaaaiiik mungkin. QUALITY TIME! Misalnya semalam apapun kita pulang kerumah sempatkan memeluknya, walaupun mereka dalam keadaan terlelap. Simple? Banget! Selain itu gunakanlah hari sabtu dan minggu untuk bertamasya atau sekedar bermain bersama anak. Ini baru great mother..

Oh iya, buat kamu yang belum bekeluarga sebelum mendidik anak menjadi anak yang soleh dan solehah dengan cara kasih sayang. Ada baiknya kita cari dahulu calon GREAT FATHER gak mungkin ada GREAT MOTHER kalo gak ada father-nya dong? Naaah untuk menjadi GREAT MOTHER sebagai wanita harus pintar-pintar mencari pasangan hidup yang berkualitas. Tapi jangan lupa sebagai wanita juga harus menjadi wanita yang berkualitas. Pria berkualitas bertemu dengan wanita berkualitas, coba fikirikan apa yang bisa dihasilkan? ya THE GREAT FAMILY. keluarga yang sakinah, mawadah, dan warrahmah. SUBHANALLAH!!

Sekarang kalau sudah benar-benar menemukan calon GREAT FATHER , renungkan pertanyaan ini:  "how to be a GREAT FAMILY?"
Menurut saya:
GREAT FATHER+GREAT MOTHER=GREAT FAMILY
Untuk menjadi GREAT FAMILY menurut saya harus ada kerja sama yang baik dari sepasang suami istri. kerja sama dalam segala hal termasuk mendidik anak sejak usia dini. GREAT MOTHER dan GREAT FATHER harus bekerja sama mendidik anak sejak di dalam kandungan. betapa romantisnya ketika suami SIAGA (SIap Antar dan jaGA) ketika istrinya yang tengah mengandung. istri mana yang gak makin cinta kalau punya suami seperti itu, SUBHANALLAH! suami dan istri yang baik bersama-sama memberikan stimulasi kepada anak sejak di dalam kandungan. stimulasi yang cukup mudah GREAT MOTHER dan GREAT FATHER dapat lakukan, contohnya:
1. mengelus perut -> menstimulasi indera perabaan
2. mengajak berbicara cabang bayi -> menstimulasi indera pendengaran
3. memainkan senter (mati nyala mati nyala) -> menstimulasi indera pengelihatan

see, mudah kan menstimulasi cabang bayi. jadi kenapa gak coba untuk memulainya. Setelah sang cabang bayi terlahir ke dunia, its time to GREAT FATHER dan GREAT MOTHER benar-benar ekstra mendidik anak. berikan kasih sayang kepada anak, berikan pendidikan yang tepat, dan perhatikan setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. And finally terciptalah the great child!

Great mother + Great Father + Great Child = Great Family

I love you
You love me
We are happy family
With a great big hug
And kiss from me to you
Won't you say to love me too

Sunday 10 November 2013

Sepi..

Sepi sendiri aku disini. Disini, dalam sepi aku menanti. Tak sabar diri ini menanti datangnya dirimu. Menanti dirimu wahai calon imamku. Entah dimana kini dirimu berada hanya yang maha kuasa yang mengetahui. Aku tau akan tiba saatnya masa masa indah itu datang. Tapi jujur saja untuk saat ini aku ingin saat yang indah itu dipercepat. Aku ingin cepat bertemu dengan mu wahai calon imamku. Dimanapun kamu berada percepatlah langkahmu, tak tau kah dirimu di sini dalam sepi ada seseorang yang menantimu, menanti kehadiranmu. Dalam sepi aku menanti, dalam sepi aku menunggu, dalam sepi aku merindukanmu..

Thursday 3 October 2013

Rumah Main

"Chi elo kan lulusan PAUD, kenapa gak jadi guru TK aja?"
Itu pertanyaan yang sering banget gue denger dari orang-orang terdekat gue. Iya, memang sekarang kerjaan gue bukan seorang guru TK. Bahkan sempat dipikiran gue untuk hengkang dari dunia pendidikan. Kerja dimanapun yang penting bisa menghasilkan pundi-pundi untuk menjalani hidup sebagai tulang punggung keluarga.  Yaa walaupun dihati gue ngerasa bersalah kalo gue harus meninggalkan dunia pendidikan. Dan entah kenapa Allah gak pernah ngizinin gue untuk hengkang dari dunia pendidikan. Pekerjaan yang nggak ada hubungannya sama dunia pendidikan nggak memberikan sama sekali peluang untuk gue masuk ke dalamnya. Dan Alhamdulillah sekarang gue memiliki 2 pekerjaan yang amat sangat berkaitan dengan dunia pendidikan, main job sebagai tim teknis bansos di Direktorat PPAUD dan side job sebagai pemandu di Pusat Peragaan IPTEK. Alhamdulillah..
Terngiang-ngiang diingatan gue "apa ya yang bisa gue kasih buat negeri ini? apa hidup gue bisa bermanfaat buat orang lain?". Sempat terpikirkan untuk kerja di salah satu stasiun televisi karena gue ngeliat acara televisi untuk anak-anak minim dari yang namanya unsur pendidikan. Yaa terutama untuk film kartunnya. Sebagai pencinta film kartun gue ngerasa "ngenes" kalo harus ngeliat anak-anak nonton film kartun yang karakter utamanya bisu tapi sering dianiaya temannya kalo nggak dia sial terus jatoh terus bagian tubuhnya berantakan atau karakter bisu tapi saling menjaili. Hey, itu bukan contoh yang baik buat anak-anak. Kasian mereka! Yaa tapi takdir berkata lain berulang kali gue ngelamar kerja di stasiun TV nggak ada satupun yang sampai lolos bahkan sampai wawancarapun nggak. Ngenes yeee, yaaa mungkin karena pendidikan terakhir gue S1 PAUD kali yeee bukan broadcast.
Lagi-lagi gue harus bersyukur, seenggaknya sekarang subhanallah gue bisa kerja di dunia pendidikan dan masih berkaitan dengan anak-anak. Tapiiiii, entah kenapa lebih dari setahun nggak berprofesi sebagai guru ngebuat gue kangen akan tingkah laku dan curhatan anak-anak. Iya walaupun gue bekerja untuk anak-anak tapi pekerjaan ini nggak langsung berinteraksi sama anak-anak. Gue kangeeen banget cerita bareng anak-anak, kangen curhatan mereka yang unik, kangen memeluk mereka, kangen aroma minyak telon dan bedak baby, daaan gue juga kangen dapet pelukan hangat dari mereka.

 Kangen~

Nah, ini lah yang ngebuat gue berpikir "kenapa gue nggak ngebuat tempat main buat anak-anak?". Kalo gue punya tempat main untuk anak-anak kan gue bisa ketemu sama anak-anak dan bermain bersama dengan mereka. Konsep gue untuk tempat main ini benar-benar tempat main dan bukan sekolahan. Iya, tempat main dan gue mau menamakannya "rumah main" karena gue pengen nantinya ketika gue punya rumah sendiri gue punya ruangan dan halaman khusus untuk anak-anak bermain sepuasnya dan mereka bisa datang kapanpun mereka mau. Mereka bisa baca buku disana, bisa berkreasi disana, dan mereka bisa belajar secara nggak langsung. Yaa you know lah anak-anak kan belajarnya melalui bermain. Jadi nggak perlu banyak instruksi dari orang dewasa, jadi gue cukup menyediakan ruangan yang luas, alat permainan edukatif untuk indoor dan outdoor, buku cerita, dan alat/bahan prakarya. Ya Allah pengeeeen banget punya "rumah main". Dan kalopun punya rezeki yang berlebih pengennya rumah main ini tanpa dipungut biaya jadi siapapun boleh main disini. Nggak perduli sama status ekonomi keluarga mereka. Yang penting mereka bahagia. Senyuman anak-anak itu berharga banget. Ya Allah semoga bisa tercapai suatu saat nanti, aamiin Allahhumma aamiin...

Yaaa kurang lebih settingannya pengen kaya gitu

So, gue nggak perlu kan jadi guru TK kalo misalnya gue punya rumah main dan bisa ketemu sama anak-anak..